Vulkanisme adalah semua peristiwa
yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui
retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan
kepundan atau diatrema.
Magma yang keluar sampai ke
permukaan bumi disebut lava. Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu
yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong
batuan di atasnya.
Di
dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma.
Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api
yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka
semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang
bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma.
Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.
1)
Material Hasil Aktivitas Vulkanisme
Sesuai wujudnya, ada tiga jenis bahan atau material yang dikeluarkan oleh adanya tenaga vulkanisme. Material tersebut adalah material padat , cir dan gas.
Sesuai wujudnya, ada tiga jenis bahan atau material yang dikeluarkan oleh adanya tenaga vulkanisme. Material tersebut adalah material padat , cir dan gas.
a) Benda padat (efflata) adalah debu,
pasir,lapili (batu kerikil) batu-batu besar (bom),dan batu apung.
b) Benda
cair (effusive) adalah bahan cair yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme,
yaitu lava, lahar panas, dan lahar dingin. Lava adalah magma yang keluar ke
permukaan bumi. Lahar panas adalah lahar yang berasal dari letusan gunung
berapi yang memiliki danau kawah (kaldera), contoh kaldera yang terkenal di
Indonesia adalah kawah Bromo. Lahar dingin adalah lahar yang berasal dari bahan
letusan yang sudah mengendap, kemudian mengalir deras menuruni lereng gunung.
c) Benda
gas (ekshalasi), adalah bahan gas yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme
antara lain olfatar, fumarol, dan mofet. Solfatar adalah gas hidrogen sulfida
(H2S) yang keluar dari suatu lubang yang terdapat di gunung berapi. Fumarol
adalah uap air panas. Mofet adalah gas asam arang (CO2), seperti yang terdapat
di Gunung Tangkuban Perahu dan Dataran Tinggi Dieng. Proses keluarnya magma
dinamakan letusan atau erupsi, ada yang berupa erupsi leleran (efusif), dan ada
pula erupsi yang berupa ledakan (eksplosif).
Berdasarkan banyaknya celah pada
permukaan bumi dan waktu keluarnya magma, erupsi dibedakan menjadi empat, yaitu
erupsi linear, erupsi sentral, erupsi campuran, dan erupsi areal.
a) Erupsi
Linear Gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau
retakan-retakan disebut erupsi linear atau erupsi belahan. Erupsi linear
menghasilkan lava yang cair dan membentuk plato, misalnya Plato Sukadana
(Lampung), Columbia (Afrika Selatan), serta daerah yang mengelilingi Kutub
Utara, seperti Tanah Hijau, Iceland, Asia Utara, dan Spitsbergen.
b) Erupsi
Sentral Erupsi sentral adalah lava yang keluar melalui terusan kepundan.
c)
Erupsi Campuran Erupsi campuran menghasilkan gunung berapi strato atau gunung
berapi berlapis. Erupsi ini terdiri atas bahan-bahan lepas dan lava. Hampir
seluruh gunung api di Indonesia adalah gunung api strato.
d) Erupsi Areal Erupsi areal, yaitu letusan yang
terjadi melalui lubang yang sangat luas. Sampai saat ini erupsi areal masih
diragukan kejadiannya di bumi.
- Material hasil erupsi
Pada waktu gunung api
meletus, material yang dikeluarkan terdiri atas tiga jenis. Ketiga jenis itu
adalah material padat, material cair (lava cair) dan gas. Material padat yang
disebut piroklastika, dan dibedakan menjadi:
1.
batu-batu besar disebut
bom,
2.
batu-batu kecil disebut
lapili,
3.
kerikil dan pasir,
4.
debu atau abu vulkanis.
Gas-gas yang dikeluarkan
oleh gunung api disebut ekshalasi. Gas-gas tersebut dapat berujud asam sulfida
(H2S), asam sulfat (H2SO4), carbon dioksida (CO2), klorida (CL), uap air (H2O)
dan sulfida (HCL).
Letusan gunung api yang
sangat dahsyat dapat menghancurkan puncak gunung, sehingga terbentuk kawah yang
sangat luas dan berdinding terjal yang disebut kaldera. Contohnya adalah :
Kaldera Tengger (lebarnya 8 km), kaldera Ijen (lebarnya 11 km) , Kaldera Iyang
(17 km), kaldera Tambora (lebarnya 6 km), dan kaldera Batur (lebarnya 10 km).
Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada
3 macam gunung berapi sentral, yaitu:
1.
Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi
karena magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer ini akan mengalir ke
segala arah sehingga membentuk lereng sangat landai. Ini berarti gunung ini
tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya: Gunung Maona Loa dan Maona
Kea di Kepulauan Hawaii.
2.
Gunung api maar. Gunung api ini terjadi
akibat adanya letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena
sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak
tinggi, dan terdiri dari timbunan bahan padat (efflata). Di bekas kawahnya
seperti sebuah cekungan yang kadang-kadang terisi air dan tidak mustahil
menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di
Prancis.
3.
Gunung
api strato. Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan
efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya
berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan. Gunung api inilah yang
paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi,
Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.
2) Intrusi
Magma
Penerobosan magma ke permukaan bumi
tetapi belum sampai ke permukaan disebut intrusi magma. Intrusi magma
menghasilkan bentukan-bentukan sebagai berikut.
a)
Keping intrusi atau
sills, yaitu sisipan magma yang membeku di antara dua lapisan litosfer, relatif tipis, dan melebar.
b) Batolit, yaitu batuan beku yang terbentuk di
dalam dapur magma, karena penurunan suhu yang sangat lambat.
c) Lakolit, yaitu batuan beku yang berasal dari
resapan magma di antara dua lapisan litosfer dan membentuk bentukan seperti
lensa cembung.
d) Gang atau dikes, yaitu batuan hasil
intrusi magma yang memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau
lempeng.
e) Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan,
berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.
3.
Tipe
Letusan Gunung api
a)
Tipe Hawaii
Berbentuk kerucut dengan lereng landai dan aliran
lava panas dari saluran tengah.Daerah persebaran magma luas serta proses
pendinginan dan pembekuannya pelan. Frekuensi letusan umumnya sedang dan pelan
dengan jumlah cairan lava cair yang banyak.
Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang
cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api
perisai. Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di
Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan
plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah.
b )
Tipe Stromboli
Tipe
ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang
sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering
dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa
abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava. Contoh letusan tipe
Stromboli di Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa. Sifat semburan Gunung Raung
menyemburkan lava tipe baraltik, namun terdapat erupsi-erupsi pendek yang
bersifat eksplosif menyemburkan batuan-batuan piroklastik tipe bom dan lapili.
c ) Tipe Vulkano
Bentuk kerucut simetris dengan lereng cekung (konkaf) yang
landai. Bahan atau emisi berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur menyengat.
Sifat letusansedang. Keluarnya magma dari perut Bumi menyebabkan berbagai
kenampakan yang menakjubkan di permukaan Bumi. Kenampakan ini disebut
kenampakan vulkanik. Kenampakan vulkanik dibedakan menjadi dua seperti berikut.
Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan
debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga
jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang
begitu cair. Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan
lava. Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano
kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan
Gunung Raung). Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia
misalnya Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.
d) Tipe Merapi
Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.
Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.
e) Tipe Perret (Tipe Plinian)
Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km.
Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km.
c)
TipePelle
Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di leher, menahan lalu lintas gas dan uap. Hal itulah yang menyebabkan mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan-guncangan bawah tanah dengan dahsyat untuk menyemburkan uap-uap gas, abu vulkanik, lapili, dan bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di Indonesia adalah Gunung Kelud di Jawa Timur.
Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di leher, menahan lalu lintas gas dan uap. Hal itulah yang menyebabkan mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan-guncangan bawah tanah dengan dahsyat untuk menyemburkan uap-uap gas, abu vulkanik, lapili, dan bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di Indonesia adalah Gunung Kelud di Jawa Timur.
4) Gejala Pravulkanik
Gejala
pravulkanik atau ciri-ciri gunung api akan meletus antara lain sebagai berikut.
a)
Temperatur di area sekitar kawah mengalami peningkatan.
b) Banyak sumber-sumber air atau mata air yang mulai mengering.
c) Sering terjadi (terasa) adanya gempa.
d) Banyak binatang-binatang dari puncak gunung yang turun ke daerah kaki gunung.
e) Adanya suara gemuruh dari dalam gunung.
b) Banyak sumber-sumber air atau mata air yang mulai mengering.
c) Sering terjadi (terasa) adanya gempa.
d) Banyak binatang-binatang dari puncak gunung yang turun ke daerah kaki gunung.
e) Adanya suara gemuruh dari dalam gunung.
5) Gejala Pascavulkanik
Setelah
gunung api beristirahat atau bahkan mati, kadang-kadang masih terdapat gejala
yang menunjukkan sisa aktivitas vulkanisme. Gejala itu dinamakan gejala
pascavulkanik. Gejala tersebut antara lain:
a)
munculnya sumber air panas, seperti yang
terdapat di Cipanas dan Ciater di Jawa Barat, dan Baturaden di Jawa Tengah,
b)
munculnya sumber air mineral, yaitu
sumber air yang mengandung larutan mineral. Air dari tempat ini seringkali
dijadikan obat karena mengandung belerang. Contohnya Maribaya dan Sangkanurip
di Jawa Barat,
c)
munculnya geiser, yaitu sumber air panas
yang memancar berkala, seperti yang ditemukan di Cisolok dan Kamojang Jawa
Barat dan The Old Faithful geiser yang terkenal di Yellowstone National Park
Amerika Serikat, dan
d) munculnya
sumber gas (ekhalasi), antara lain sumber gas belerang yang disebut solfatara
yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas uap air atau zat
lemas (N2) disebut fumarol antara lain terdapat di Kamojang Jawa Barat, dan
Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas asam arang (CO2 atau CO) yang
disebut mofet.
6) Bencana dan Manfaat Keberadaan Gunung Api
Bencana yang ditimbulkan gunung api
antara lain sebagai berikut.
a)
Bahaya langsung, berupa letusan yang
disertai hamburan abu, bom, batu apung, prioklastika, aliran lumpur, dan lava.
b)
Bahaya tidak langsung, merupakan bencana yang
terjadi karena adanya aktivitas gunung api, misalnya gelombang pasang
(tsunami), gempa vulkanik, perubahan muka tanah, hilangnya sumber air tanah dan
sebagainya.
c)
Munculnya gas-gas yang berbahaya seperti asam
sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), dan monoksida (CO).
d) Bahaya lanjutan seperti perubahan mutu
lingkungan fisik (gerakan tanah, longsoran, guguran batuan dan sebagainya).
e)
Letusan besar sebuah gunung berapi dapat
menyebabkan jatuhnya korban jiwa, dan hilangnya harta benda bagi penduduk
daerah di sekitarnya.
f)
Letusan gunung berapi dapat menimbulkan banjir
lahar, baik lahar panas
maupun lahar dingin. Lahar ini dapat merusak semua benda di sekitar daerah yang dilaluinya.
maupun lahar dingin. Lahar ini dapat merusak semua benda di sekitar daerah yang dilaluinya.
Manfaat dari gunung api antara lain sebagai berikut.
a)
Sumber mineral, daerah mineralisasi dan
potensi air tanah merupakan aspek-aspek positif yang dapat dimanfaatkan dari
adanya aktivitas gunung api.
b)
Daerah tangkapan hujan.
c)
Daerah pertanian yang subur, kesuburan
tanah di daerah tersebut diperoleh dari produk gunung api yang telah mengalami
pelapukan. Bermacam-macam perkebunan dibuka di lereng gunung api yang subur
dengan iklim yang sejuk. Antara lain teh, kina, kol, wortel, dan berbagai
hortikultura diusahakan di lereng gunung api.
d) Daerah
objek wisata, keindahan panorama gunung api dengan kepundan yang aktif dengan
lembah-lembah yang curam, fumarol serta danau kepundan menarik bagi para
wisatawan nusantara maupun manca negara.
e)
Sumber energi, tenaga panas bumi yang
dihasilkan dari aktivitas gunung api dapat diubah menjadi pembangkit tenaga
listrik.
7) Garis
besar deretan gunung api di dunia
Secara
garis besar, terdapat dua deretan gunung api di dunia, yaitu deretan atau jalur
pegunungan mediteran dan deretan pegunungan (sirkum) Pasifik. Indonesia
merupakan tempat pertemuan antara deretan pegunungan medeteran dan sirkum
Pasifik. Oleh karena itu Indonesia banyak terdapat gunung api dan sekaligus
merupakan daerah gempa bumi.
8. Deretan gunung api di Indonesia
Jumlah gunung api aktif di Indonesia ± 129 buah
dan sejak awal abad ke XVII, 70 buah diantaranya sering meletus. Deretan
pegunungan di Indonesia dapat diperhatikan pada Gambar di bawah ini.
-http://geografizone.blogspot.com/2010/11/vulkanisme.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar